-->

Sejarah Asal Usul Terciptanya Bahasa Madura

Bahasa Madura adalah bahasa yang digunakan Suku Madura dan mempunyai penutur kurang lebih 14 juta orang

Bahasa merupakan kunci pokok bagi kehidupan manusia di dunia untuk saling berinteraksi dengan sesama. Bahasa Madura adalah bahasa yang digunakan Suku Madura dan mempunyai penutur kurang lebih 14 juta orang, dan terpusat di Pulau Madura.

Bahasa Madura mempunyai sistem sebutan yang unik, sehingga membuat orang luar daerah sulit mempelajarinya terutama dalam hal pengucapan. 

Tidak hanya itu, bahasa Madura juga mempunyai banyak dialek. Di mana pada masing-masing daerah mempunyai dialek sendiri seperti Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep.

Dialek yang dijadikan acuan standar Bahasa Madura adalah dialek Sumenep, karena Sumenep pada masa lalu merupakan pusat kerajaan dan kebudayaan Madura. 

Sedangkan dialek-dialek lainnya merupakan dialek rural yang lambat laun bercampur seiring dengan mobilisasi yang terjadi di kalangan masyarakat Madura.

Asal Usul Bahasa Madura
Asal Usul Bahasa Madura

Bahasa Madura sendiri merupakan cabang dari bahasa Austronesia ranting Melayu-Polinesia, dan hampir mempunyai persamaan dengan bahasa daerah lain di Indonesia. Serta banyak dipengaruhi Bahasa Jawa, Melayu, Bugis dan Tionghoa.

Seperti kata taddha’ artinya tidak ada, ini hampir sama dengan kata tadak dalam Bahasa Melayu Pontianak. 

Serta kata dhimmah yang mempunyai arti mana, hampir sama dengan dima di Minangkabau. Secara historis, ejaan bahasa Madura sangat dinamis. 

Ejaan ini senantiasa mengalami perubahan dan penyempurnaan. Sejarah mencatat kali pertama penggunaan ejaan bahasa Madura yang baku dimulai puluhan tahun pra kemerdekaan RI. Kemungkinan besar di awal 1900-an.

Sebelum tahun 1918 hingga 1939 digunakan ejaan Balai Pustaka yang berpedoman pada ejaan Ch. A. Van Ophuysen untuk bahasa Melayu, yang selanjutnya dikenal dengan ejaan Van Ophuysen. 

Setahun setelahnya, yakni di tahun 1940, ejaan Van Ophuysen berganti pada ejaan Provinsi Jawa Timur. Ejaan ini disahkan oleh Kepala Inspeksi Pelajaran Provinsi Jawa Timur atau Inspekteur Hoofd der Prov Onderwijs aangelenheden van Oost Java.

Pasca kemerdekaan, ejaan bahasa Madura atau ejaan Provinsi itu berubah lagi, atau diselaraskan dengan ejaan Suwandi atau ejaan Republik yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 57 Tahun 1972. 

Tepat pada 28 hingga 29 Mei 1973 ejaan bahasa Madura disempurnakan melalui hasil sarasehan tepatnya di Gedung Pertemuan Kantor Karesidenan, Pamekasan, Madura, Jawa Timur yang selanjutnya dipakai hingga saat ini.